- Home>
- Pengetahuan >
- Makalah Agama "Jawaban Agama dalam Persoalan Kemanusiaan"
Posted by : Nabilla Risma Aulia
February 21, 2015
Jawaban Agama-Agama
atas persoalan Kemanusiaan
Apakah
agama itu?
Ada 3 istilah yang dikenal tentang
agama,yaitu: Agama,religi,dan din.
Secara etimologi,kata agama berasal dari bahasa sansekerta,yang berasal dari
akar kata gam artinya pergi. Kemudian
akar kata gam tersebut mendapat
awalan a dan akhiran a,maka terbentuklah kata agama yang berarti jalan untuk mencapai
kebahagiaan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari bahasa sansekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A artinya tidak dan
gama artinya kacau,yang berarti
tidak kacau atau terartur.
tidak kacau atau terartur.
Kata
religi-religion dan religio,secara etimologi-menurut Winkler Prins dalam Algemene
Encyclopaedie-berasal dari bahasa latin yaitu dari kata religare yang berarti terikat,setiap
orang yang bereligi adalah senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang
dianggap suci. Berdasarkan pengertian tersebut maka istilah agama dan religi
terpadat 4 unsur penting yaitu; 1)Tata
pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya sesuatu yang Agung. 2)Tata hubungan atau tata penyembahan
terhadap sesuatu yang Agung itu dalam bentuk ritus,kultus,dan pemujaan. 3)Tata kaidah atau dokrin sehingga
muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik atau jujur,dan
kesengsaraan bagi yang berburuk atau jahat. 4)Tata sikap terhadap kehidupan dunia.
Kata
din secara etimologi berasal dari
bahasa arab artinya patuh dan taat,undang-undang,peraturan dan hari kemudian.
Orang yang ber-din ialah orang yang
patuh dan taat terhadap peraturan Undang-undang ALLAH untuk mendapat
kebahagiaan dihari kemudian. Dalam din terhadap
4 unsur penting yaitu : 1)Tata
pengakuan terhadap adanya sesuatu yang Agung dalam bentuk Iman kepada ALLAH. 2)Tata hubungan terhadap sesuatu yang
Agung tersebut dalam bentuk ibadah kepada ALLAH. 3)Tata kaidah atau dokrin yang mengatur tata pengakuan dan tata
penyembahan tersebut yang terdapat AL-QURAN dan sunah Nabi MUHAMMAD SAW. 4)Tata sikap terhadap dunia dalam
bentuk takwa,yakni mempergunakan dunia sebagai sarana untuk mencapai
kebahagiaan akhirat.
Secara terminologi,agama,religi,din ialah suatu Tata kepercayaan atas
adanya yang Agung diluar manusia,dan suatu tata penyembahan kepada yang Agung
tersebut,serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang
Agung,hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang
lain,sesuai tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut.
Ada 3 hal penting yang perlu ditekankan
yaitu : Kelompok sosial,kepercayaan,dan ritual. Kepercayaan adalah keimanan
pada sesuatu yang bersifat sakral,lawan dari profan. Sakral berarti
Ukhrawi,suci,keramat,atau kudus. Sakral adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang dianggap luar biasa,supernatural,transenden,dan
berada diluar atas apa yang terjadi dalam kehidupan sehari hari ada juga yang
suci dan kramat itu dikaitkan dengan benda-benda konkrit,seperti Al-quran,Masjid,Mekkah(tanah
suci),Ka’bah,Hajar Aswad. Profan adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang tidak dianggap bersifat sakral.
Ritual adalah pola kegiatan formal yang
mengekspresikan secara simbolik seperangkat makna yang diyakini bersama.
Mengucapkan sahadat,mendirikan sholat,menunaikan zakat, melaksanakan puasa dan
menjalankan haji bagi yang mampu adalah di antara bentuk ritual keagamaan dalam
islam. Setiap pelaksanaan ritual ini diyakini memiliki makna yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian seorang muslim dan mampu berfungsi
membentuk ikatan sosial maksudnya adalah bahwa kegiatan ritual ini bisa
melahirkan rasa ikatan kebersamaan di antara umat. Misalnya, makna ihram haji.
Ihram adalah pakaian yang dikenakan oleh orang-orang yang sedang menunaikan
ibadah haji. Ihram menjadi simbol pemersatu umat Muslim sedunia.Sekularisasi
dapat juga diartikan sebagai proses menurunnya dominasi agama atas
lembaga-lembaga sosial lain. Berger mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses
melepaskan masyarakat dari dominasi lembaga agama.
Diantara
konsep tentang agama yang dibangun kalangan agamawan,lalu muncul pro dan
kontra terhadap konsep tentang agama tersebut. Komentar-komentar mengenai agama
umumnya dikemukakan antara lain,oleh Karl Marx, Mark Weber,Emile Durkheim.
Dengan menggunakan kaca mata filsafat Marx agak sinis dalam memandang agama
dengan menyatakan bahwa agama merupakan gambaran keterasingan diri pada
manusia. Menurut Marx, agama adalah inti dari sebuah dunia yang kejam(The
Heart Of A Heartless World), agama adalah tempat berlindung dari
tindakan kekerasan yang terjadi dalam kehidupan sehari hari. Marx memandang
bahwa agama dalam bentuk tradisionalnya akan dan sebaiknya menghilang dari
masyarakat.
Pandangan ini disebabkan karena ide dan
nilai-nilai itu dipercaya oleh orang-orang untuk menjadi petunjuk dalam
menjelaskan takdir manusia di bumi. Menurutnya,orang seharusnya tidak takut
pada tuhan yang justru telah mereka ciptakan sendiri dan mereka sebaiknya
berhenti meminta rahmat tuhan untuk sesuatu yang bisa mereka realisasikan
sendiri. Marx menyatakan, agama adalah candu masyarakat (opium of the people).
Candu memiliki 3 sifat: Menghasilkan euforia bagi yang menghisapnya,berfungsi
untuk pereda sakit atau lapar atau stres,dan merusak fisik sehingga tubuh
manusia tumbuh menjadi tidak normal.
Marx menjelaskan melalui karya besarnya,
capital,adalah tentang bayi yang diberi makan candu Godfrey’s cardial (salah
satu jenis candu) oleh ibu mereka yang harus segera kembali bekerja di pabrik. Apa
yang terjadi kata Marx,menguntip Public Healths Report, milik
pemerintah London tahun 1864,”infants that received opiates ‘shrank up
into little old men’,Or ‘wizened like little monkeys’ ” (anak-anak yang
diberi makan candu ‘Mengkerut menjadi tua’ atau ‘Berkeriput seperti monyet
kecil’). Agama menurut Marx berfungsi untuk meredakan penderitaan hidup yang
dialami manusia di dunia ini dengan menawarkan janji kebahagian di surga. Jadi
perhatian umat agama,menurut Marx, dialihkan jauh-jauh dari fenomena
ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di lingkungan sosialnya dengan
janji-janji tentang kehidupan akhirat nanti. Dengan demikian,agama sering kali
menyediakan justifikasi(pembenaran)
atas ketimpangan ekonomi dan kekuasan yang ada.
Sementara itu Weber nampak nya
memberi komentar yang cukup positif pada keberadaan agama dan sangat menekankan
hubungan antara agama dengan perubahan sosial. Agama bagi Weber bisa menjadi
kekuatan pendorong bagi terjadinya gerakan gerakan sosial untuk bisa
menghasilkan transformasi sosial yang luar biasa. Buktinya,Kata Weber ajaran
protestan(khususnya ajaran Puritanisme-nya) menjadi sumber bagi cara pandang
kapitalistik yang bisa ditemukan di dunia barat modern. Buktinya,para pengusaha
awal disana adalah orang orang yang pada umumnya memeluk ajaran Calvinis
(berasal dari dakwah yang dilakukan John
Calvin(1509-1564),seorang Teolog dan Reformer asal Prancis yang mengembangkan
protestan menjadi ajaran Calvinis yang terpecah lagi menjadi gerakan keagamaan
Puritanisme,Pietisnime,dan Anabaptisme). Para pengusaha itu termotivasi untuk
sukses,yang membantu mengawali perkembangan ekonomi di barat pada mulanya
karena dorongan keinginan untuk melayani tuhan. Kesuksesan materi bagi mereka
merupakan tanda bagi kemurahan hati tuhan.
Seperti halnya Weber yang memandang agama
secara positif, Durkheim juga amat menekankan fakta bahwa agama tidaklah
sekedar masalah keimanan. Disemua agama ada kegiatan ritual dan upacara rutin
keagamaan. Melalui kegiatan ini orang-orang akan berkumpul dan bertemu. Melalui
upacara keagamaan itu pula solidaritas kelompok menjadi kokoh. Melalui upacara
keagamaan itu umat akan merasa melakukan kontak dengan kekuatan yang maha
tinggi. Bagi Durkheim, kekuatan yang maha tinggi-entah itu totem,tuhan,atau
kekuatan ilahiah-yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu,merupakan ekspresi
yang menggambarkan pengaruh kelompok kepada individu. Dengan kata lain,individu-individu
secara sukarela harus tunduk,patuh,dan hormat pada kekuatan Maha Tinggi yang
dipercaya oleh kelompoknya.
Menurut Dorkheim, agama bukan hanya berisi
sekumpulan ikatan batin dan kegiatan ritual,tetapi merupakan cara berpikir (Modes Of Thinking) Orang-orang yang ada
didalam kebudayaan tradisional. Di kalangan Yunani Kuno,Misalnya ada
kepercayaan tentang Dewa Phoebus Apollo,
dewa yang setiap hari mengendarai kereta untuk menembus langit. Waktu fajar
menandakan bahwa Phoebus baru saja
mengekang kudanya yang menjadi simbol dimulainya rutinitas kerja. Tanda Phoebus menghentikan kudanya adalah
ketika cahaya matahari sudah tidak ada lagi yang menjadi pertanda mereka harus
berhenti bekerja dan istirahat tidur untuk memulihkan tenaga.
Bagaimanakah
sejarah munculnya agama?
Sejarah munculnya agama sama tuanya dengan
sejarah manusia. Adam AS yang diyakini oleh umat islam sebagai manusia pertama
adalah Nabi ALLAH SWT, pembawa agama pertama di muka bumi. Bentuk agama yang
paling banyak dikenal di Indonesia adalah 5 agama yaitu :
Islam,Kristen,Hindu,Budhha,Konghucu. Selain itu, ada juga agama Yahudi yang
dianggap cukup berpengaruh dikancah Internasional.
Dalam sejarahnya,agama Yahudi sesungguhnya
memiliki hubungan erat dengan Kristen dan Islam. Sejarah agama Yahudi berasal
dari ajaran Nabi Ibrahin AS,seorang Nabi yang juga diakui Nabinya orang kristen
dan Islam. Meski pendiri agama Yahudi
sebenarnya adalah Nabi Musa AS,tetapi orang Yahudi Ortodoks memandang bahwa agama
mereka bermula dari Nabi Ibrahim AS,nenek moyang mereka. Dilihat dari silsilah
keturunan Yahudi yang berawal dari Nabi Ibrahim AS,orang Mesopotamia(wilayah
irak dan suriah bagian timur sekarang) yang hidup pada abad ke-19 SM.
Sejarah mencatat bahwa Siti Sarah, istri
pertama Nabi Ibrahim AS, mandul hingga diusia tuanya. Saat Nabi Ibrahim AS
mengembara ke negeri Mesir,ia bertemu dengan Siti Hajar seorang sahaya Mesir
yang kemudian ia nikahi. Dari Siti Hajar lahirlah Nabi Ismail AS,yang kemudian
menurunkan suku yang melahirkan Nabi Muhammad SAW. Nabi Ibrahim AS juga pada
akhirnya mendapatkan keturunan dari Siti Sarah yang mengandung pada usianya
yang sudah lanjut dan melahirkan Nabi Ishaq AS. Salah satu keturunan Nabi Ishaq
AS adalah Nabi Ya’qub AS. Nabi Ya’qub AS memiliki 12 putra salah satunya Nabi
Yusuf AS. Keluarga Nabi Ya’qub AS yang
menetap di mesir dikenal dengan sebutan orang-orang Ibrani atau Israel. Ibrani
berarti orang yang merantau, orang yang berpindah. Israel adalah gelar yang di
berikan kepada Nabi Ya’qub AS yang berarti orang-orang yang berjuang bersama
tuhan. Salah satu keturunan Israel adalah Nabi Musa AS yang lahir di mesir dan
hidup pada abad ke-13 SM.
Nabi Musa AS adalah bapak sesungguhnya orang
Yahudi. Ia pendiri sebenarnya sistem agama Yahudi. Ajaran tentang Tuhan itu ESA
bisa dilihat dari 2 pasal pada 10 perintah Tuhan yang diterima Nabi Musa AS di
bukit Sinai: 1.Janganlah ada tuhan-tuhan lain dihadapanku 2. Janganlah membuat
bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada dilangit diatas,atau yang ada di
bumi bawah,atau yang ada didalam air dibawah bumi,dan janganlah sujud menyembah
kepadanya, karena aku,Tuhan mu,adalah Tuhan yang cemburu.
Nabi-nabi dari keturunan Israel yang
melanjutkan tradisi agama ibrahim dan musa adalah nabi Daud AS yang hidup
sekitar abad ke-10 SM dan dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman AS yang meninggal pada
935 SM. Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS adalah Nabi sekaligus raja yang
sukses membawa Israel pada jaman keemasannya. Pada abad ke-9 SM, Nabi yang
lahir dari keturunan Israel dan melanjutkan ajaran Monoteistik bahwa tuhan itu satu, adalah Nabi Ilyas AS. Banyaknya
para Nabi yang muncul silih berganti dikalangan orang yahudi ini disebabkan
karena banyaknya gangguan dan godaan yang menyeret orang Yahudi kepada
pengelewengan berupa penyembahan Tuhan-tuhan selain Tuhan yang maha ESA.
Ajaran Nabi-nabi Israel itu yang berisi
tentang keyakinan bahwa Tuhan itu ESA,dilanjutkan oleh Nabi Isa AS dan Nabi
Muhammad SAW. Kedua Nabi yang disebut terakhir ini tidak diakui oleh orang
Yahudi sebagai pembawa pesan Ilahi yang merupakan kelanjutan dan pembaruaan
agama mereka. Nabi Isa AS adalah Orang yahudi yang tidak dikenal. Ia berdakwah
kepada bangsanya sendiri,Bangsa Yahudi. Karena itu,umat Nabi Isa AS atau umat
Kristen adalah Yahudi sepenuhnya. Orang Kristen juga melakukan ritual ritual
Yahudi seperti mempersembahkan qurban-qurban binatang,menyunat anak laki-laki
mereka,dan memelihara hasi sabat (hari ke-7,sabtu) sebagai hari libur dari
berbagai pekerjaan. Pada masa selanjutnya, ada kecenderungan dari kalangan kristen
untuk memisahkan diri dari orang-orang Yahudi.
Istilah Kristen itu berasal dari kata
Yunani, christos. Sebenernya kata christos merupakan terjemahan dari
bahasa Ibrani (hebrew),mesias. Dikalangan orang Yahudi,mesias berarti juru selamat mereka yang
diharapkan kedatangannya. Mesias digunakan
untuk menyebut Yesus dari Nasaret,sebuah tempat di wilayah Palestina. Dari kata
Nasaret itu lalu muncul istilah Nasrani,gelar yang diberikan kepada Yesus dan
agama dibawanya dinamakan dengan Nasraniyah atau agama Nasrani. Sampai sejauh
ini,tahun kelahiran Yesus ( Isa Al-Masih) tidak diketahui secara pasti. Adapun
ajaran Kristen tentang keESAan Tuhan selanjutnya berkembang menjadi ajaran trinitas,yang mengakui adanya Tuhan
Bapa,Tuhan Yesus, dan ruh Kudus.
Ajaran Tuhan yang maha ESA yang dibawa Nabi
Ibrahim AS lalu dilanjutkan Nabi Muhammad SAW ditanah Mekkah. Nabi Muhammad
adalah putra dari salah satu suku Arab,dan masih memiliki ikatan garis
keturunan Nabi Ismail AS,putra dari Nabi Ibrahim AS dari istri ke-2,Siti Hajar.
Ia juga mewarisi peninggalan Nabi Ibrahim AS Yaitu Ka’bah yang dibangun bersama
keluarganya di Mekkah sebagai simbol pengakuan keEsaan.
Nama ALLAH sendiri sudah dikenal baik
orang-orang musyrik Mekkah pada saat Nabi Muhammad SAW hidup,yaitu sebagai
Tuhan yang paling tinggi diantara tuhan-tuhan yang ada. Seperti terungkap dalam
Al-quran bahwa orang-orang musyrik Mekkah mengakui “kami tidak menyembah mereka (tuhan-tuhan itu) kecuali supaya mereka
membuat kami dekat kepada ALLAH dengan sedekat dekatnya”. Bahkan sebenernya
kebanyakan manusia dimasa sebelumnya,seperti jaman kuno saat Nabi Yusuf AS
hidup juga percaya kepada ALLAH.
Dengan demikian ajaran Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW untuk membuang jauh-jauh keyakinan tentang adanya banyak
Tuhan dan menegaskan hanya ada satu Tuhan yaitu ALLAH SWT. Bila mengikuti
kategori sejarah agama,maka Islam agama yang paling muda. Tetapi bila mengikuti
ajaran Monoteistiknya,maka Islam adalah agama tertua,bukan saja yang diawali
dengan Nabi Ibrahim,tetapi jauh sebelumnya sejak Nabi Adam AS.
Jadi,Islam bukan agama baru. Islam adalah kelanjutan dari agama
Monotheisme sebelumnya. Kaitannya dengan hal ini,Nabi Muhammad SAW bersabda : “perumpamaan diri ku dengan para nabi seperti
perumpamaan seorang lelaki yang membangun sebuah rumah lalu dia berusaha
menyempurnakan dan melengkapinya kecuali tersisa satu tempat yang belum berisi
batu bata. Maka orang-orang pun memasukinya terkagum kagum terhadapnya,namun
mereka berkata”seandainya satu tempat batu bata ini terisi sungguh sempurna”
Maka Nabi Muhammad bersabda,”Aku lah yang menempati batu bata itu,aku datang
lalu menutup Nabi-nabi.”(HR.Bukhari dan
Muslim)
ALLAH
berfirman dalam kitab Suci AL-Quran : “Muhammad
itu bukanlah bapak dari seorang lelaki diantara kalian,akan tetapi dia adalah
seorang utusan AKU dan penutup Nabi-nabi.”(QS.Al
Azhab[33]:40.)
Bagaimana
Konsep Agama tentang Manusia?
Konsep Manusia dalam Agama Yahudi
Agama Yahudi
dianggap sebagai salah satu agama Monoteis,yang menyatakan dirinya sebagai
agama tertua di dunia ini dan berasal dari Nabi Ibrahim AS. Orang Islam
cenderung mengartikannya sebagai “Agama yang diturunkan kepada Nabi Musa AS
sebagai Nabi agama ini dan Taurat sebagai Kitab Sucinya”. Akan tetapi selain dari
Musa AS, bangsa Yahudi,yang dikenal juga dengan Bani Israel, masih memiliki
banyak Nabi yang disebut nabi-nabi Israel yang memiliki sistem kependetaan (Rabbi atau Rahib). Dengan demikian Definisi yang paling tepat untuk agama
Yahudi adalah “Agama yang dihasilkan oleh Proses perkembangan sejarah Bani
Israel yang sudah melalui masa semakin lama,ditumbuhkan dari ide
Taurat,Talmud,dan watak pembawaan bangsa Israel itu sendiri.” Ada 2 prinsip
utama yang dapat dijadikan patokan: 1,agama Yahudi mempercayai Keesaan Tuhan.
2,Yahudi meyakini bahwa Israel adalah
bangsa pilihan Tuhan. Selain itu agama Yahudi juga memberikan penghargaan yang
tinggi pada hukum yang tertulis (Taurah she-be-khetabah) dan hukum yang tidak
tertulis (Taurah she-be-khetabah).
Agama Yahudi memiliki pemikiran penting
mengenai manusia. Letak pentingnya manusia bukan hanya mengenai fakta
keberadaannya,akan tetapi lebih jauh dari itu yaitu memperoleh pengertian
mengenai keadaan hidup manusia agar dapat mengarahkan kemampuan kreatifnya
sehingga memperoleh hasil yang optimal yang dapat dicapai oleh manusia. Manusia
hidup di bumi sangat singkat. Ibarat rumput yang tumbuh dan berbunga di waktu
pagi,”diwaktu sore ia dibabat dan layu” (Maz.90:7).
Bahkan usia yang
singkat ini saling berkaitan dengan kesusahan yang menyebabkan kita”menjalani
hidup kita ini ibarat keluhan panjang belaka” (Maz.90:9). Namun manusia sekali diciptakan,lantas
membangun dan mengembangkan atau merusak dirinya sendiri. Ia menciptakan nasibnya
sendiri melalui kemampuannya untuk melakukan pilihan. “Berhentilah berbuat
jahat dan belajarlah berbuat baik.” Demikian bunyi ayat yang hanya berlaku
untuk manusia.
Konsep
Manusia dalam Agama Kristen (Khatolik)
Agama Khatolik
yang dimaksudkan adalah sebutan untuk agama Kristen yang berpusat di Vakitan
Roma. Disebut Katolik (Katholiskos:yunani)
Karena ajaran tersebar ke seluruh dunia atau dapat diterima diseluruh dunia
atau mengkaitkannya dengan perkembangan gereja pada jaman awal serta
solidaritas sosial yang kuat diantara sesamanya. Katolik adalah nama bagi
ajaran gereja yang dipandang “Benar”, atau kepercayaan ortodoks sebagai lawan ajaran ajaran Bid’ah (menyimpang) yang
muncul pada waktu itu.
Dokrin kepercayaan “katolik” itu adalah
sebagaimana tercantum dalam kredo nicea hasil konsili nicea tahun 325 M dan
konsili konstantinopel tahun 381 M. Namun sejak reformasi oleh Martin Luther
dan Jhon Calvin, pengertian katolik mencangkup semua orang kristen. Akhirnya gereja
protestan memakai kata kristen. Pengertian katolik hanya dapat diwujudkan
apabila keutuhan gereja dapat direalisasikan dalam praktik.
Menurut agama katolik, manusia adalah
makluk Tuhan yang pada mulanya diciptakan sesuai dengan gambar allah. Makhluk
pertama, Adam, ditempatkan dalam sebuah taman yang subur dan indah dengan
ketentuan agar memelihara dan mengelolanya, disertai peringatan : “dari sekian
pohon di taman ini boleh kau makan, tapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat
ini tak boleh kau makan buahnya;apabila kau makan daripadanya kau mesti mati.”(
Gen.I 26: 2,15).
Tubuh dan jiwa manusia diciptkan pula oleh
Tuhan. Dengan jiwa itu manusia memperoleh kehidupan. Jiwa manusia itu berakal ,
dapat mengetahui, berkehendak dan dapat memilih dengan bebas seperti malaikat.
Ruh manusia sebagai ciptakan Tuhan lebih tinggi kedudukan dari pada
ciptaan-ciptaan lainnya. Ruh manusia menyerupai Tuhan. Itu berarti Tuhan
mengasihi manusiaagar ia kelak hidup kekal, dan Tuhan memberikan kebahagian
kehidupan yang disebut kehidupan berahmat inilah yang disebut”anugerah”. Karena
kehidupan berahmat itu pula lah maka
manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, menjadi anak Allah dan serupa dengan
Allah. Bagaimana juga Tuhan menanggungkan “beban hidup di dunia”sebagai karunia,
ujian, sekaligus hukuman bagi manusia.
Konsep Manusia dalam Agama Islam
Dalam
al-Quran, ada empat kata yang digunakan untuk menunjukkan arti manusia dengan
berbagai implikasinya, yaitu kata al-insaan atau an-naas jamaknya
unaas, al-basyar dan bani adam.
al-Insaan
Kata
al-Insaan dalam al-Quran dipakai untuk manusia tunggal. Sedangkan untuk
jamaknya dipakai kata an-naas, unaasi, insiyaa, anasi. Kata al-Insaan
mengandung arti tenang, gembira dan baik. Arti kata al-insan adalah makhluk
yang mampu memikul beban amanat risalah dari Allah SWT dengan merujuk pada
surat al-Ahzaab [33]:72.
Kata
insaan ini terulang dalam al-Quran sebanyak 70 kali dengan berbagai konteksnya,
yaitu :
a. Menjelaskan
tentang manusia, sebagai berikut:
1) Asal kejadian manusia dari tanah
terdapat dalam: al-Hijr [15]:26, al-Mu’minuun [23]:12, as-Sajadah [32]:7,
ar-Rahmaan [55]:14.
2) Kejadian manusia dari setetes air
mani (nuftah), terdapat dalam surat an-Nahl [16]:4, Yasin [36]:77, al-Qiyaamah
[75]:36, al-Insaan [76]:1-2, ‘Abasa [80]:17, dan at-Taariq [86]:5.
3)
Kejadian manusia dari segumpal darah, terdapat dalam surat al-‘Alaq [96]:2.
4) Kejadian manusia dalam susah payah,
terdapat dalam surat al-Balad [90]:4 dan at-Tiin [95]:4.
5)Kejadian manusia dalam sebaik-baiknya
bentuk, terdapat dalam surat at-Tiin [95]:4.
b. Menjelaskan
sifat-sifat negatif manusia:
1) Tidak pandai bersyukur dan putus asa
atas nikmat yang diberikan Allah SWT, sepeti terdapat dalam surat: az-Zumar
[39]:49, Huud [11]:9, Ibraahim [14]:34, al-Isra’ [17]:67, 83, al-Hajj [22]:66,
Fushshilat [41]:49, 51, as-Syura [42]:48, az-Zukhruf [43]:15, al-Fajr [89]:15,
dan al-Aadiyaat [100]:6.
2) Pragmatis terhadap Allah (ingat
ketika kesulitan dan lupa ketika kelapangan), seperti dalam surat Yuunus
[10]:12, az-Zumar [39]:8, 49, dan Fushshilat [41]:51.
3) Kikir, suka keluh kesah dan
tergesa-gesa, terdapat dalam surat: al-Isra’ [17]:11, 100, al-Ma’aarij [70]:19,
dan al-Anbiyaa [21]:37.
4) Suka membantah, zalim dan melampaui
batas, seperti terdapat dalam surat: al-Kahfi [18]:54, al-Ahzaab [33]:72.
Al-Qiyamah [75]:5 dan al-‘Alaq [96]:6.
Kata
insaan digunakan al-Quran untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Kata insaan jika dilihat dari asalnya nasiya yang
artinya lupa, menunjukkan adanya kaitan dengan kesadaran diri. Untuk itu
apabila manusia lupa akn sesuatu hal, disebabkan karna kehilangan kesadaran
terhadap hal tersebut. Maka dalam kehidupan agama, jika seseorang lupa dalam
sesuatu kewajiban yang seharusnya dilakukan, maka ia tidak berdosa, karena ia
kehilangan kesadaran terhadap kewajiban itu.
Sedangkan
kata insane untuk penyebutan manusia yang terambil dari akar kata al-uns atau
anisa yang berarti jinak dan harmonis, karena manusia pada dasarnya dapat
menyesuaikan dengan realitas hidup dan lingkungannya.
al-Basyar
Kata al-Basyar ini mengandung arti semangat, gembira,
berseri-seri, langsung, kulit, tampak luar. Bentuk lain dari kata ini adalah
mubasyir atau basyiir yang berarti pembawa kabar gembira. Kata al-Basyar
disebut dalam al-Quran sebanyak 26 kali dalam berbagai konteksnya.
a. Sebagai
manusia biasa yang memerlukan makan, minum, pakaian, tempat, dan diakhiri
dengan kematian, terdapat dalam surat: al-Maidah [5]:18, Yusuf [12]:31,
al-Anbiyaa [21]:34, ali-Imraan [3]:47, Hud [11]:27, Ibrahim [14]:10-11, an-Nahl
[16]:103, al-Isra [17]:93, Maryam [19]:20, al-Mu’minun [23]:24, 33, 34, 47.
b. Sebagai
penerima wahyu dan penyampai agama Allah SWT seperti terdapat dalam surat:
al-Kahfi [18]:110, al-Syura [42]:51, Ali-Imran [3]:79, al-Syu’ara [26]:154,
186, Yasin [36]:15, Fushshilat [41]:6, al-Qamar [54]:24 dan al-Thaghabun
[64]:6.
c. Dalam
konteks penciptaan manusia dari tanah dan air, terdapat dalam surat; Shad
[38]:71, ar-Rum [30]:20 dan al-Furqan [25]:54.
Kata
al-Basyar digunakan untuk menyebut semua manusia baik laki-laki maupun
perempuan, baik satu ataupun banyak. Penggunaan kata basyar disini dikaitkan
dengan kedewasaan dalam kehidupan manusia, yang menjadikannya mampu memikul
tanggungjawab. manusia dalam pengertian basyar tergantung sepenuhnya pada alam,
pertumbuhan dan perkembangan fisiknya, tergantung pada apa yang dimakan.
Sedangkan manusia dalam pengertian insaan mempunyai pertumbuhan dan
perkembangan yang sepenuhnya tergantung pada kebudayaan, pendidikan, penalaran,
kesadaran, dan sikap hidupnya. Penggunaan kata insaan dan basyar untuk menyebut
manusia mempunyai pengertian yang berbeda. Insaan digunakan untuk menunjuk pada
kualitas pemikirandan kesadaran (aspek ruhaniyah), sedangkan basyar dipakai
untuk menunjukkan pada dimensi alamiyah (jasmaniyah), yang menjadi cirri pokok
manusia pada umumnya, makan, minum, berkembang biak, dan mati.
Banii Adam
Bani
adam terdiri dari dua kata banii dan aadam. Kata banii berarti anak cucu atau
keturunan, dan kata aadam berarti Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah
SWT. Jadi banii aadam mengandung arti manusia sebagai keturunan nabi Adam yang
diciptakan dari campuran unsure tanah dan air, bukan proses evolusi dari kera
seperti teori evolsi Darwin. Kata bani adam terulang sebanyak 8 kali dalam
berbagai konteks:
a. Manusia
memerlukan makan, minum, dan berpakaian, seperti dalam surat: al-‘Araf [7]:26,
27 dan 31.
b. Makhluk
yang dimuliakan daripada ciptaan Allah yang lain. Sebagaimana terdapat dalam
surat al-Isra [17]:70.
c. Manusia
sebagai makhluk yang bersyahadat sejak didalam ruh dank arena itu ia sanggup
menerima risalah agama yang dibawa para rasul, seperti dalam surat al-A’raf
[7]:35 dan 172, al-Maidah [5]:27.
Abdurrahman
An-Nahlawi (1995) mengatakan, manusia menurut pandangan Islam meliputi:
1. Manusia sebagai makhluk yang
dimuliakan.
2. Manusia sebagai makhluk istimewa
dan terpilih.
3. Manusia sebagai makhluk yang
dapat dididik.
Di
dalam diri manusia ditanamkan sifat-sifat: mengakui Tuhan, bebas memilih,
terpercaya, memiliki rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun alam semesta,
serta karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi. Manusia juga
dibekali dengan kecenderungan jiwa kea rah kebaikan maupun kejahatan.
Untuk
itu, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang paling baik mampu
mengenbangkan dan menggunakan potensi yang dimilikinnya, yaitu dengan
mengaktualisasikan potensi iman kepada Allah, menguasai ilmu pengetahuan, dan
melakukan aktivitas alam saleh.
Fungsi Manusia menurut al-Quran
Allah
menciptakan manusia dengan potensi kecenderungan, yaitu kecenderungan kepada
kebenaran, cenderung kepada keindahan, cenderung kepada kemuliaan, dan
cenderung kepada kesucian.
Manusia
juga diciptakan sebagai makhluk berpribadi memiliki tiga unsure, yaitu unsur
perasaan (emosional), unsur akal (intelektual), dan unsur jasmani. Ketiga unsur
ini harus berjalan seimbang dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Jadi
unsur yang terdapat dalam diri pribadi manusia yaitu rasa, akal, dan badan
harus dikembangkan dan dipenuhi kebutuhannya secara seimbang, apabila tidak
maka manusia akan pincang sebagai pribadi.
Dapat
dipahami bahwa “manusia adalah makhluk fungsional dan bertanggungjawab.”
Artinya manusia berfungsi terhadap diri pribadinya, berfungsi terhadap
masyarakat, berfungsi terhadap lingkungan, dan berfungsi terhadap Allah sang
pencipta manusia. Lebih rincinya akan diuraikan sebagai berikut:
Fungsi Manusia terhadap Diri
Pribadi
Manusia pribadi terdiri dari
kesatuan unsur jasmani dan ruhani, unsur ruhani terdiri dari cipta (akal), rasa
dan karsa. Semua unsur ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu
dari yang lain, tetapi dibadan karena fungsinya. Unsur cipta (akal) meliputi
pengamatan, ingatan, pikiran dan sebagainya. Unsur rasa terdiri dari perasaan jasmani
dan ruhani. Perasaan jasmani meliputi sakit, enak, lapar, kenyang, dan
sebagainya. Perasaan ruhani meliputi perasaan keagamaan, keindahan, kesusilaan,
sosial, harga diri, dan sebagainya. Unsur karsa terdiri dari kemauan,
cita-cita, keinginan, refleks, insting dan sebagainya.
Fungsi
manusia terhadap diri pribadi yaitu mengenbangkan dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan unsur-unsur tersebut secara seimbang. Akal yang mempunyai
kemampuan dan kebutuhan berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam
pengetahuan yang berguna bagi hidup manusia.
Kehendak
merupakan unsur ruhani terpenting bagi manusia dalam uhasa meningkatkan hidup
dan kehidupannya, dan harus selalu dihidupkan, jangan sampai terjangkit
penyakit pemalas yang akan mematikan unsur kehendak manusia. Kematian kehendak
berarti kematian makna hidup bagi manusia. Suka menangguhkan pekerjaan yang
semestinya dapat dan sempat diselesaikan segera.
Fungsi Manusia terhadap Masyarakat
Fungsi
manusia terhadap masyarakat ditegakkan atas dasar rasa yang tertanam dalam diri
manusia bahwa umat manusia merupakan keluarga besar, berasal dari satu
keturunan yang sama, Adam dan Hawa. Tidak ada perbadaan antara sesama manusia
secara kodrati dan martabat kemanusiaannya. Perbedaan martabat manusia hanyalah
terletak pada aktivitas amal perbuatannya dan rasa ketakwaan kepada Allah.
Manusia
adalah makhluk individual, makhluk religius dan makhluk sosial. Sebagai makhluk
individual manusia mempunyai dorongan untuk memenuhi kepentingan pribadi.
Sebagai makhluk religi, manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan
kekuatan di luar dirinya, yakni Allah SWT. Sebagai makhluk sosial, manusia
mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lainnya.
Fungsi
manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki
manusia, yaitu adanya kesediaan untuk selalu melakukan interaksi denagn
sesamanya.
Fungsi Manusia terhadap Alam dan
Lingkungan
Fungsi
manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam untuk
mencukupkan kebutuhan hidupnya. Banyak ayat al-Quran yang menegaskan bahwa
segala sesuatu di langit dan dibumi ditundukkan Allah kepada manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya (QS. Al-Jatsiyah [45]:3). Manusia berkewajiban
mengolah dan menjaga potensi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ini
merupakan tuntutan fungsi manusia terhadap alam.
Dalam
memenuhi fungsi manusia terhadap alam, hendaknya selalu diusahakan agar
ekosistem alam tidak terganggu. Tidak memanfaatkan potensi alam secara
berlebihan agar generasi mendatang masih dapat menikmatinya, karena potensi
alam terbatas. Apabila berlaku berlebih-lebihan, tamak, rakus, dalam
memanfaatkan potensi alam akan berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri.
Manusia berkualitas menurut Al – Quran
Al-Quran
banyak bercerita tentang sifat2 dan potensi manusia. Dalam hal ini di temukan
sekian ayat al-quran yang dengan terang memuji dan memuliakan manusia, seperti
pernyataan tentang terciptanya manusia dalam bentuk dan keadaan sebaik2nya dan
penegasan tentang di muliakannya mahkluk ini di bandingkan dengan kebanyakan
mahkluk-mahkluk tuhan lainnya. Tetapi sering kali iya mendap celaan tuhan karna
ia amat sangat lalim (aniaya) dan mengingkari nikmat. Kemudia terkait
penggunaan istilah untuk menyebut manusia yang berkualitas juga beragam antara
lain : integrated personality, healthy personality, normal personality dan
productive personality. Kemudia ada juga yang meyebutnya insan kamil atau
manusia yang seutuhnya, manusia sempurna, manusia kaffah, manusia yang hanif
dsb.
Kualitas Iman
Keimanan menjadi sumber kehidupan
jiwa, menjadi pondasi dan motor penggerak untuk prilaku dan amal (aktivitas
kerja) manusia. Iman merupakan syarat utama dalam beramal dan berubadah bahkan
tidak ada artinya ibadah dan amal jika tidak didasari oleh iman yang benar.
Manusia yang beriman dapat memperlihatkan kualitas prilaku, kualitas amal
sholeh, dan kualitas sosialnya atas dasar keikhlasan dan mengharap ridha Allah
S.W.T.
Kualitas Intelektual
Pada
saat menciptakan Adam, manusia pertama, Allah langsung mengajarinya segala nama
benda-benda (QS.Al-Baqarah 2:31). Hal ini menunjukan bahwasanya kualitas
intelektual merupakan potensi dasar manusia sejak ia diciptakan. Kualitas
intelektual merupakan faktor penting yang membuat manusia dimuliakan Allah
maupun sesama mahkluk Allah S.W.T . Ilmu pengetahuan dibutuhkan manusia guna
menompang keberlangsungan pradabannya, karena manusia diamanatkan oleh Allah
S.W.T untuk mengolah dan memberdayakan alam ini. Oleh karna itu, ilmu yang
dimiliki manusia menghantarkan manusia ke tingkat martabat yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain. Djamaludin Ancak
(1998:12) mengatakan bahwa modal intelektual adalh perangkat yang diperlukan
untuk menemukan peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan.
Kualitas Amal Saleh
Amal saleh merupakan faktor penting
yang turut menentukan seberapa berkualitas pribadi seseorang. Al-Quran surat
at-tin 95:5-6 menyatakan “manusia akan di kembalikan ke kondisi yang peling
rendah, kecuali manusai yang berman dan mengerjakan amal saleh. Iman dan amal
saleh merupakan dua hal penting yang saling berkaitan yang menentukan kualitas
pribadi seseorang, tanpa keduanya manusia akan terjebak dalam kehinaan dan
kerendahan . Menurut ahmad muflih saefuddin: Amal saleh terwujud jika seseorang
memiliki ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan tidak terwujud perbuatan yang
meiliki makna bagi kehidupan manusia. Karennya, Iman,ilmu dan amal saleh adalah
tiga hal yang menjadi syarat mutlak bagi pribadi yang berkualitas.
Kualitas Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
memiliki kemampuan dan mempunyai kebutuhan untuk melakukan hubungan dengan
orang lain , karena manusia merupakan keluarga besar yang berasal dari satu
keturunan, Adam dan Hawa. Selain itu Allah menjadikan mereka berbangsa2 dan
bersuku2 agar mereka saling interaksi untuk saling mengenal, tolong menolong,
berbuat kebaikan, dan bertaqwa (QS: Al – Maidah 5:2). Kualitas seseorang juga
dapat dilihat melalui kemampuan dalam menghargai perbedaan. Karena hal ini lah
yang mejadi perekat antar hubungan satu sama lain. Dengan dasar ini manusia
dapat menjalin talu silahturahmi antara sesamanya sesuai dengan fitrahnya.
Mengapa Manusia membutuhkan Agama
Pada prinsipnya, Manusia membutuhkan
agama untukmenuntunnya mencapai kebahagiaan. Manusia memerlukan bimbingan Tuhan
dalam menjalani kesehariannya hidupnya yang senantiasa diwarnai oleh keadaan
dan ujian yang tak menentu. Kehidupan manusia selalu diwarnai oleh pergantian
antara sukses dan gagal, menang dan kalah, tenang dan resah, gembira dan susah,
cinta dan benci dan seterusnya. Kebutuhan manusai akan agama seperti “natur”
kecenderungan manusia sendiri yang selalu ingin mencari kebaikan dan kebenaran.
Sejatinya kebaikan dan kebenaran agama haruslah menjelma menjadi nilai2 kasih
sayang (rahmah) bagi seluruh umat manusia sebagaimana sifat tuhan yang maha
pengasih lagi maha penyayang bagi seluruh umat manusia. Durkheim sepakat dengan
Karl Marx, bahwa agama tradisional – yakni yang megakui adanya kehadiran tuhan
dan kekuatan ilahiah- sedang berapa di dalam ambang eksitensinya. “Tuhan yang
dulu telah mati” kata durkheim. Namun segera ia katakan bahwa agama, dalam
bentuk alternatifnya, mungkin akan terus berlanjut, sebagai bentuk kebutuhan
manusia atasnya. Pada masyarakat modern bentuk alternatif agama itu tergantung
pada kekuatan kohesi sosial mereka terhadap upacara2 ritual, bentuk alternatif
agama di dunia masyarakat modern menurut Durkheim dikenal dengan nama civil religion. Civil religion atau
agama sipil di definisikan sebagai sekumpulan kepercayaan dan ritual di luar
intuisi keagamaan formal yang sudah ada.
Agama sipil
menurut Rousseau adalah keyakinan yang
mempersatukan pemujaan tuhan kepada undang-undang. Berikut kata2 rousseau :
agama sipil meiliki prinsip untuk menjadikan tanah air sebagai sasaran pemujaan
warga. Dengan kata lain membela tanah air sama dengan membela tuhan sebagai
pelindungnya . ini sejenis teoraksi politiknya, maka mati untuk negerinya
berarti mati syahid, menentang undang-undang sama dengan murtad. Gagasan agama
sipil ini lalu di terapkan kembali oleh Bellah dalam konteks dunia modern dengan membedahnya menggunakan pisau analisa
Durkheim. Dengan mengambil kasus di Amerika Serikat, ia menemukan bahwa di
dunia yang sekular seperti Amerika saja dimana agama telah menjadi wilayah
privasi masing-masing orang, tetap mereka mebutuhkan agama sebagai nilai-nilai
bersama, ia membuktikannya dengan apa yang disampaikan kenedy saat pidatonya
saat di lantik menjadi presiden.
Dengan menyebut
tuhan secara umum maka semua penganut agam akan merasa diakui keberadaannya.
Unsur-unsur agama akan merasa di akui keberadaannya. Membentuk solidaritas
sosial antar sesama warga dengan kata lain, dijadikan sebagai nilai-nilai
bersama. Bellah menulis: “..meski persoalan keyakinan, ibadah, dan organisasi
agama menjadi urusan yang sangta pribadi, tetapi ada unsur-unsur orientasi
keagamaan yang sifatnya umum yang dianut bersama di kalangan mayoritas warga
Amerika. Unsur-unsur ini berperan amat penting dalam pegembangan
instuisi-instuisi warga amerika serikat dan tetap menyediakan dimensi keagamaan
dalam struktur kehidupan sosial warga amerika, termasuk dalam wilayah politik.
Dimensi keagamaan publik ini di ekspresikan dalam seperangkat keyakinan,
simbol, dan upacara ritual yang saya sebut dengan nama agama sipil Amerika...’.
Di Australia
misalnya ada ANZAC Day, yakni libur nasioanal untuk memperingati jasa-jasa para
pahlawan yang telah meninggal dalam peperangan. Pada hari itu biasanya orang
melakukan upacara bendera dengan dihadiri pejabat negara dan para veteran yang
masih hidup.
Pertanyaannya
adalah, apakah civil religion ini
benar-benar dapat disebut sebagai agama? Jika kita sepakat bahwa agama
memasukkan faktor Tuhan dan wahyu-nya (red:kitab suci) yang bersifat metafisis
(gaib) sebagaimana pemahaman agama pada umumnya, maka civil religion tak bisa di sebut agama. Tapi mereka menekankan
bahwa civil religion menjadi semakan
agama dan akan menggantikan agama oada umumnya dalam dunia modern, yang mereka
sebut “agama baru”.
Disinilah lahir
kemabli perhatian manusia terhadap metafisika, terutama agama. Agama tidak lagi
dipandang sebagai anak tiri peradaban, yang selama masa modern diasingkan dari
wilayah peradaban. Hari ini kita saksikan bahwa sebagian besar penghuni bumi
beragama adalah sebuah kenyataan yang tak bisa kita pungkiri. Mengapa manusia
sampai hari ini masih beragama? Dr. Yusufal-Qardhawy dalam bukunya “Madkal
li-Marifatil islam”(pengantar kajian islam) meyebutkan paling tidak ada 5
faktor yang menyebutkan manusia butuh terhadap agama, di antaranya: Kebutuhan akal
akan pengetahuan, kebutuhan dengan fitrah manusia, kebutuhan terhadap kesehatan
jiwa dan ruhani, kebutuhan terhadap motivasi dan disiplin, kebutuhan kepada
solidaritas dan soliditas.
Apa sumbangan Agama dalam mengatasi persoalan
Kemanusiaan
Apakah
bisa kita katakan bahwa pengalihan perhatian sebagian sarjana pada agama di
luar agama resmi, seperti munculnya agama sipil merupakan cerminan daru adanya
krisis pada ahama. Apakah agama resmi yang ada sudah tidak mampu lagi
memberikan rumusan jawaban bagi persoalan kemanusiaan seperti konflik agama,
peperangan, klaim esklufisme kelompok, terorisme, kenakalan remaja, atau juga
agama yang sama sekali baru, atau perlu ada reinterprestasi ajaran agar bisa
lebih membumi dan mezaman sesuai tuntutan dunia modern. Agama-agama mengajarkan
bahwa dalam kehidupan ini ada dua realitas yang secara ontologis berbeda, yakni
pertama adalah yang ilahi ,absolut , kekal, mecipta, dan memerintah. Sedangkan
yang ke dua adalah material, manusiawi, diciptakan tidak kekal, dan tunduk pada
perintah ilahi.
Tuhan meciptakan
makhluknya agar makhluk-nya patuh kepadanya. Manusia diciptakan untuk tujuan
ini, yakni mengabdi kepada tuhan dan memujanya. Inilah prinsip monoteistik:
pengabdian semata- mata pada satu tuhan oleh makhluk-nya.
Dengan ajaran ini hakikatnya manusia
sama di mata tuhan. Kekayaan, kebudayaan, bahasa,dan tradisi yang dimiliki
segolongan tertentu manusia hanyalah pemanis hidup belaka karena, tapi hal
terpenting adalah keterikatanyya secara ikhlas kepada tuhannya. Sekiranya
ajaran ini dapat menjadi sumber inspirasi hidup bagi setiap umat manusia,
niscaya tak ada lagi klaim golongan siapa yang paling, kelompok mana yang
paling maju, negara mana yang paling adidaya dan semua itu pada akhirnya hanya
melahirkan pertentangan, peperangan, dan konflik. Karena di mata tuhan semuanya
adalah sama, yang beda adalah siapa yang paling tunduk, patuh dan berserah diri
pada hukum-Nya.
Dari paparan
panjang di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa prinsip-prinsip agaam
bersinergi dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Sebagaimana prinsip kemanusiaan
tidak mungkin bertentangan dengan prinsip keagamaan, maka prinsip kemanusiaan
tidak mungkin bertentangan dengan prinsip keagamaan. Agama tidak dibuat sebagai
penghalang kemanusiaan, Maka sesuatu yang sejalan dengan prinsip kemanusiaan
tentu akan bertahan di bimu, sedangkan yang tidak sejalan akan sirna. Agama
berasal dari tuhan, tetapi untuk kepetingan manusia sendiri. Manusia harus
berbuat baik untuk memperoleh ridho tuhan, dan justru dengan cara berusaha
memperoleh ridha tuhan itu manusia sesungguhnya telah melakukan hal yang
terbaik untuk dirinya sendiri.
Kesimpulan
Beragama merupakan fitrah manusia.
Agama muncul dan berkembang seiring dengan berkembangnya sejarah manusia.
Kepercayaan manusia terhadap Tuhan bukanlah sifat lemah sebagaimana dituduhkan
oleh paham materialism. Namun justru kebutuhan hakiki dan sumber kekuatan dalam
menjalani hidup.
Konsep manusia menurut agama sangat
berbeda dengan konsep manusia modern. Agama mengajarkan bahwa manusia adalah
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan. Ia berasal dari-Nya dan akan kembali
kepada-Nya. Manusia terdiri dari aspek fisik dan aspek batin (ruh/jiwa) yang
masing-masing kebutuhannya harus tercukupi. Mengabaikan salah satunya akan membuat
manusia terasing dan mengalami kehampaan hidup.
Menurut agama Islam, manusia adalah
makhluk yang mulia. Manusialah satu-satunya makhluk Allah SWT yang ditunjuk
sebagai wakil-Nya (khalifah) dimuka bumi. Untuk tugas ini, manusia diberi akal,
satu kelebihan yang tak diberikan Allah kepada makhluk lain. Manusia yang baik
adalah mereka yang mampu menjalankan tugas ini dengan baik. Mereka adalah
hamba- hamba yang taat kepada-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Mereka adalah hamba-hamba yang senantiasa memenuhi kewajiban
kepada Allah dan kedada sesama.
Rangkuman
1. Ada
tiga istilah yang berkaitan dengan agama, yaitu: agama, religi dan din
2. Kata
agama berasal dari bahasa Sansekerta yang akar katanya adalah a dan gama. A
artinya “tidak” dan gama artinya “kacau”. Jadi, agama artinya tidak kacau atau
teratur.
3. Kata
religi secara etimologi berasal dari bahasa Latin; religere atau religare yang
berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang ber-religi adalah
orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci.
4. Kata
din-secara etimologi-berasal dari bahasa Arab, artinya: patuh dan taat,
undang-undang, peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang yang ber-din ialah
orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang Allah untuk
mendapatkan kebahagiaan di hari kemudia.
5. Ada
empat unsur penting dalam agama, yaitu: 1) tata pengakuan atau keperacayaan
terhadap adanya sesuatu yang Agung, 2) tata hubungan/ penyembahan terhadap
sesusatu yang Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3) tata
kaidah/ doktrin, 4) tata dikap terhadap kehidupan dunia.
6. Kaitannya
dengan Islam, maka agama (din) mempunyai empat unsur penting, yaitu: 1) tata
pengakuan terhadap adanya sesuatu yang Agung dalam bentuk iman kepada Allah, 2)
tata hubungan terhadap sesuatu yang Agung tersebut dalam bentuk ibadah kepada
Allah , 3) tata kaidah/ doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata
penyembahan tersebut yang terdapat dalam a;-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW,
4) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk takwa, yakni mempergunakan dunia sebagai
sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
7. Secara
terminology, agama, religi, atau din ialah suatu tata kepercayaan atas adanya
yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada Agung tersebutm
serta suatu kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, Hubungan
manusia dengan tata kepercayaan dan tata penyembahaan tersebut.
8. Menurut
Weber, agama dapat mendukung perkembangan kemajuan kehidupan manusia. Sedangkan
menurut Durkheim, agama dapat memperteguh solidaritas sosial.
9. Agama
pada dasarnya memuat ajaran mulia. Namun pada praktiknya terkadang
disalahpahami dan disalahgunakan sehingga mengundang kritik dan orang yang anti
agama, Karl Mark misalnya.
10. Agama
muncul sejak adanya manusia dan pada dasarnya agama-agama satu sama lain adalah
berasal dari satu sumber, satu sama lain saling menyempurnakan hingga sampai
agama terakhir dan paling sempurna yaitu agama Islam.
11. Menurut
agama Yahudi, manusia adalah: 1) makhluk yang mempunyai dua sisi: kelemaham dan
keistimewaan, 2) kehidupan manusia di dunia sangatlah hina jika dibandingkan
kehidupan surgawi, 3) manusia hidup di dunia sangatlah singkat, 4) asal-usul
manusia sebenarnya sangat mulia, namun manusia seringkali terperosok ke dalam
kehinaan, 5) manusia adalah makhluk yang punya kehendak bebas sehingga dapat
menentukan apa yang ia inginkan melalui usahanya.
12. Menurut
agama Katolik manusia adalah: 1) makhluk Tuhan yang pada mulanya diciptakan
sesuai dengan gambar Allah, 2) tubuh dan jiwa manusia diciptakan oleh Tuhan, 3)
jiwa manusia itu berakal, dapat mengetahui, berkehendak dan dapat memilih
dengan bebas, 4) jiwa itu berwujud ruh dan tak akan mati, 5) ruh manusia
sebagian ciptaan Tuhan lebih tinggi kependudukan daripada ciptaan-ciptaan
lainnya, 6) beban hidup di dunia adalah karunia, ujian, sekaligus hukuman bagi
manusia.
13. Menrut
agama Islam, manusia adalah: 1) makhluk yang terdiri dari jiwa/ ruh dan raga,
2) raga bersifat fana/rusak, sedangkan ruh senantiasa abadi, 3) Manusia diciptakan Allah dari tanah
selanjutnya dari air mani, 4) manusia adalah makhluk yang paling mulia jika
dibandingkan makhluk lain, namun terkadang terperosok ke dalam kehinaan, 5)
kehidupan manusia di dunia hanyalah ujian untuk menggapai kehidupan kekal di
akhirat, 6) manusia pada hakikatnya selalu condong kepada kebaikan.
14. Fungsi
manusia menurut al-Qur’an: 1) fungsi manusia terhadap diri dan ruhani secara
seimbang, 2) fungsi manusia sebagai makhkuk social bertugas untuk menjalin
persaudaraan dan bekerjasama dengan sesame, 3) fungsi manusia terhadap alam
adalah begaimana manusia menjaga dan memanfaatkan potensi alam untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, 4) fungsi manusia terhadap Allah adalah untuk
menyembah-Nya, mematuhi perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.
15. Manusia
berkuaitas menurut al-Qur’an adalah manusia yang mempunyai kualitas iman,
kualitas intelektual, kualitas amal saleh, dan kualitas social.
16. Agama
merupakan kebutuhan dasar/fitnah manusia dikarenakan: 1) ada beberapa hal yang
tak terjangkau oleh akal manusia, 2) manusia membutuhkan pedoman hidup yang
sesuai dengan fitrahnya, 3) manusia adalah makhluk yang selalu membutuhkan
pihak lain sebagai tempat bersandar sehingga menemukan kedamaian hidup, 4)
kehidupan sosial manusia membutuhkan solidaritas, tatanan, dan kesadaran moral
sejati yang hanya diberikan oleh agama.
17. Prinsip-prinsip agama
bersinergi dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Sebagaimana prinsip kemanusiaan
tidak mungkin bertentangan dengan prinsip keagamaan, maka prinsip keagamaan
mustahil berlawanan dengan prinsip kemanusiaan. Agama berasal dari Tuhan, tetapi
untuk kepentingan manusia. Manusia harus berbuat baik demi memperoleh ridha
Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments